WARTA PAROKI

Misa Hari Anak Misioner Sedunia

Berani keluar, bertualang dan pergi menjelajah untuk berjumpa, dekat dan semakin mencintai Tuhan.

JagoKomSos.Org – Minggu, 2 Januari 2022, Tim Pelayanan Pendampingan Iman Remaja (PIR) yang bernaung dibawah Bidang Pewartaan dan Evangelisasi, mengadakan kegiatan Misa Hari Anak Misioner Sedunia.

Misa yang bertepatan dengan Hari Raya Penampakan Tuhan ini dimulai pukul 10.00 WIB dan dihadiri oleh 284 anak remaja usia 11-15 tahun dari seluruh wilayah maupun lingkungan di Paroki Santo Yusup Ambarawa.

Misa Hari Anak Misioner Sedunia ini dipimpin oleh Romo Agustinus Budi Nugroho, SJ. Perayaan Ekaristi kali ini sengaja diperuntukkan bagi anak-anak remaja yang tergabung dalam usia Pendampingan Iman Remaja (PIR), mengingat Misa Anak-Anak (PIA) telah dilaksanakan pada Perayaan Natal Anak beberapa waktu lalu, dan Misa OMK pada kegiatan tutup tahun beberapa hari lalu.

Menjadi lebih terkesan, Misa Hari Anak Misioner Sedunia ini betul-betul digawangi oleh anak-anak PIR yang diproyeksikan untuk menjadi para pendamping PIR ke depan nantinya.

“Sungguh sebuah awalan yang membanggakan. Mereka berasal dari 18 Wilayah maupun 74 Lingkungan yang ada di Paroki tercinta kita ini. Semua wilayah maupun lingkungan mengirimkan wakil-wakil remajanya. Mereka mengikuti Misa tanpa didampingi oleh orang tua. Hanya masing-masing tim pendamping yang boleh mendampingi. Tentu saja hal ini sangat membanggakan, mengingat merekalah anak-anak jaman yang akan menjadi masa depan Paroki kita ini.” sambut Pak Rachkmad sebagai Kabid Pewartaan berbangga.

Sinergi lintas bidang terlihat dalam agenda Perayaan Hari Anak Misioner kali ini, dimana Satgas Covid-19 Paroki bekerja sama dengan Litbang berada di garda terdepan, sedangkan Komsos dan Liturgi di balik layar.

“Merekalah anak-anak jaman. Di pundak merekalah masa depan Paroki ini akan kita letakkan.” komentar Mas Ary dari Litbang di sela scanning presensi kehadiran.

Homili Romo Budi

Sambil berjalan ‘mendekati’ seluruh anak-anak remaja yang hadir, Romo Budi mengawali homilinya dengan sapaan akrab dan pertanyaan ringan, “Kota atau jarak terjauh manakah yang pernah kalian kunjungi atau datangi?”

Kemudian disusul dengan pertanyaan kedua, “Tempat atau daerah tertinggi manakah yang pernah kalian datangi atau kunjungi?”

Beragam jawab menggiring umat untuk sampai pada refleksi Bacaan Injil Matius hari ini.

“Kita hari ini merayakan Hari Raya Penampakan Tuhan yang sekaligus adalah Hari Anak Misioner Sedunia. Pada hari ini, kita ditemani oleh petualang-petualang yang sangat luar biasa. Siapa saja mereka? Itu patungnya ada di depan altar. Para sarjana dari timur, Orang Majus. Konon namanya adalah Gafar, Melkios dan Baltazar. Mereka membawa emas, kemenyan dan mur. Mereka datang sebagai Orang Majus dari timur.”

Lebih lanjut Romo Budi memberikan paparan perihal muasal ketiga sarjana dari timur tersebut.

“Banyak ahli Kitab Suci menduga mereka datang dari Persia di Timur Tengah (sekarang Irak atau Iran). Mereka datang ke Palestina. Mereka berjalan menjelajah sampai ke Palestina dengan panduan bintang. Ini adalah perjalanan dengan jarak tempuh yang begitu panjang dan lama. Disebutkan dalam kitab Nabi Yesaya, mereka menggunakan onta menuju ke Bethlehem. Mereka menunggangi onta melewati padang gurun berpasir dengan tantangan dan kesulitan yang begitu luar biasa. Mereka berjalan melintasi padang gurun atau padang pasir dengan sumber air atau oase yang terbatas, kemudian berjalan lagi mengikuti bintang yang menuntun mereka sampai di Bethlehem.”

Gambaran ini menjadi menarik mengingat orang-orang Majus berpetualang, mengembara, berkelana, untuk berjumpa dengan Tuhan di Bethlehem. Ini menggambarkan bahwa orang-orang itu sungguh mencintai Tuhan, sungguh mau dekat dengan Tuhan, dia harus berani keluar, menjelajah, dan pergi. Kalau tidak, mereka hanya akan bertemu dengan dirinya sendiri, dunianya akan menjadi sempit.

“Kalau orang mau berjumpa dengan Tuhan, mau dekat dengan Tuhan, mau mencintai Tuhan, dia harus keluar dari dirinya dan menjelajah untuk mencintai Tuhan. Inilah Semangat Misioner, yaitu keluar dari diri sendiri dan berpetualang untuk menjumpai, mencintai dan dekat dengan Tuhan.”

Berikutnya, Romo Budi juga mengulas perihal muasal Gereja Santo Yusup Ambarawa. Bahwa gereja kita tercinta ini adalah Gereja Misioner. Gereja ini dibangun dan diawali oleh para Misionaris atau Romo-Romo Misioner. Mereka datang dari Eropa, dari Belanda, sampai ke Tanah Jawa, sampai di Ambarawa ini. Inilah Semangat Misioner tadi, yaitu keluar dari dirinya, keluar dari zona nyaman, untuk menjumpai, mencintai dan dekat dengan Tuhan.

Romo Budi menutup homilinya dengan mengajak seluruh remaja yang hadir untuk turut meneriakkan yel-yel PIR : “Anak Remaja Katolik Keren – Anak Remaja Katolik Josss – Anak Remaja Katolik siap jadi saksi Kristus.(dp)

Baca juga : Hidup Bukan Untuk Dibanding-bandingkan

Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari JagoKomsos.Org

Mari bergabung di Grup dan Chanel Telegram “JAGO KOMSOS“, caranya klik link https://t.me/jagokomsos kemudian join. Anda harus menginstall aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Untuk melihat galeri foto, silahkan download melalui tautan berikut :

Galeri Misa Hari Anak Misioner Sedunia Kamera 1
Galeri Misa Hari Anak Misioner Sedunia Kamera 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *