BACAAN HARIAN

Perintah Allah Kamu Abaikan

Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.

Renungan Harian Katolik, Selasa 8 Februari 2022, Pekan Biasa V (Hijau)

Santo Hieronimus Elilianus

Bacaan I : Raj. 8:22-23.27-30

Mazmur : 84:3.4.5.10.11

Bacaan Injil : Markus 7:1-13

Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.

Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: “Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?”

Jawab-Nya kepada mereka: “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.”

Yesus berkata pula kepada mereka: “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati. Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban — yaitu persembahan kepada Allah — , maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan.”

RENUNGAN

Para frater di sebuah seminari tinggi memiliki program bela diri Tunggal Hati Seminari (THS). Beberapa frater tidak senang dengan program tersebut karena capek dan merasa tidak relevan dengan tugasnya kelak sebagai seorang imam, bukan sebagai petarung bela diri. Bahkan, ada yang nyeletuk, “Lebih bagus kerjakan tugas kuliah daripada habiskan waktu untuk sesuatu yang tidak relevan.” Kelihatannya argumentasi yang disampaikan oleh beberapa frater yang tidak senang dengan program THS ini benar. Namun, sebetulnya mereka gagal paham. Mereka tidak mengerti maksud terdalam mengapa program THS itu diadakan. Sejatinya, ada nilai formatif yang ingin dikembangkan oleh para formator lewat latihan ini, yaitu kesabaran, ketangkasan, heroisme, tidak mudah menyerah, dsb. Jadi, bukan sekadar penguasaan teknik bela diri.

Begitulah yang dialami oleh Yesus saat berhadapan dengan orang Farisi dan para ahli Taurat yang memegang adat istiadat nenek-moyang sekadar aturan. Mereka tidak sampai pada pengertian terdalam dan sebuah aturan adat. Mereka hanya melihat aturan sebagai aturan. Oleh sebab itu, Yesus mengajak mereka dan kita untuk masuk lebih dalam. Mencuci tangan itu penting dan bagus, namun ada yang lebih utama dan sekadar tindakan membersihkan tangan, yaitu kesehatan.

DOA

Tuhan, semoga segala aturan yang kami jalankan menjadi sarana bagi kami untuk menjadi pribadi yang lebih mengerti kehendak-Mu. Amin.

Baca juga : Mengapa Yesus Dicari-cari?

Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari JagoKomsos.Org.

Mari bergabung di Grup dan Chanel Telegram “JAGO KOMSOS“, caranya klik link https://t.me/jagokomsos kemudian join. Anda harus menginstall aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2022, OBOR Indonesia.