WARTA PAROKI

Kemolekan Musik Tradisional

Masih dalam rangka Konser Virtual Santo Yusup : Sang Pemimpi (Saint Joseph : The Dream Catcher), para pengrawit (penabuh gamelan) yang tergabung dalam Tim Pelayanan Kesenian, Bidang Paguyuban dan Persaudaraan, Dewan Pastoral Paroki Santo Yusup Ambarawa, menunjukkan kemolekan musik tradisional yang akan berkolaborasi dengan musik barat seperti trompet, biola, organ, dll.

Baris-baris lagu Bedhol Kayon (mencabut gunungan) penjadi pembuka atau pratanda dimulainya pertunjukan Wayang Wahyu (Sandosa) tentang kearifan Santo Yusup yang dimulai dari mimpinya.

Wahai dunia sambutlah sang cahya. Gelap telah sirna karna Allah bersabda. Melalui mimpi harapan khan nyata. Bapa Yusup setia jalankan Sabda Allahnya.

Para pengrawit yang didominasi kaum muda ini terus mempersiapkan diri guna turut memeriahkan pagelaran Konser Virtual yang akan ditayangkan berbarengan dengan Peresmian Patung Santo Yusup Tidur.

Alunan musik tradisional yang mengalun indah dari demung, saron dan kendang, berpadu menjadi sebuah komposisi nan elok dalam pertunjukan Wayang Sandosa.

Sebagai bagian pembuka, scene Bedhol Kayon ini sangat sesuai dengan penggambaran awal kehidupan Santo Yusup yang sesungguhnya. Musik Tradisional yang diwakili oleh alunan komposisi nada-nada gamelan yang begitu elok, dipadukan dengan musik modern. Hasilnya begitu megah, menjadi pembuka konser yang diawali dengan scene Bedhol Kayon Wayang Wahyu.

“Di negeri ini, mungkin belum begitu banyak konser kolaborasi seperti ini. Semoga dengan adanya konser seperti ini, akan menjadi daya tarik tersenidiri, terutama bagi kaum milenial.” jelas Mas Johan Permadi, Ketua Tim Pelayanan Kesenian Dewan Pastoral Paroki Santo Yusup Ambarawa.

Sebagai salah satu icon dalam Konser Virtual Santo Yusup, bagian musik tradisional betul-betul digarap dengan kesungguhan hati. Mulai dari nada-nada yang lembut mengalun hingga keras menghentak. Perubahan ritme dan keras-lemah suara betul-betul mengisi kolaborasi musik dalam konser kali ini.

“Dengan kekayaan seni yang beragam serta kekuatan masing-masing alat musik, akan menjadi kolaborasi pertunjukan yang luar biasa dalam Konser Santo Yusup kali ini.” lanjut Mas
Johan disela-sela latihan bersama, Rabu (17/11) kemarin.

Sebagai seorang pelaku seni, lebih lanjut Mas Johan berharap, agar ke depan nantinya, teman-teman pelaku seni yang lain dapat bergabung dalam kegiatan-kegiatan serupa. Semoga semakin banyak lagi anak muda yang tertarik dengan budaya lokal yang kita punya dan semoga Dewan yang terkait lebih sering lagi mengadakan acara-acara serupa, agar sinergi penghayatan dan Pewartaan lewat seni dapat lebih menjangkau umat di Paroki Santo Yusup Ambarawa.

Adapun Konser Virtual Santo Yusup ini adalah bagian pertama dari serangkaian Konser Santo Yusup yang akan digelar setiap tahunnya hingga ulang tahun pemberkatan gereja yang ke-100 tahun 2024 mendatang. Keseluruhan donasi yang terkumpul akan disalurkan untuk pendidikan serta pembuatan patung Devosi kepada Santo Yusup.

Bagaimana musik tradisional akan berkolaborasi dengan musik modern, bagaimana saron-demung dan kendang akan mengisi sayatan biola dan pekikan terompet, saksikan selengkapnya dalam Konser Virtual Santo Yusup Sang Penangkap Mimpi (Saint Joseph The Dream Catcher), di Gereja Katolik Santo Yusup Ambarawa atau melalui Chanel YouTube Jago Komsos pada tanggal 8 Desember 2021 mendatang.

Liputan oleh Antonius Lana Alrest AD

Advertisements
Advertisements

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *